Tembok api atau dinding api adalah suatu sistem
perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman
untuk bisa melaluinya dan mencegah lalu lintas
jaringan
yang dianggap tidak aman. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam
sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (
gateway) antara
jaringan lokal dengan jaringan Internet.
Tembok-api digunakan untuk membatasi atau
mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah firewall
menjadi istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi
antar dua macam jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak
perusahaan yang memiliki akses ke Internet dan juga tentu saja jaringan
berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan terhadap perangkat digital
perusahaan tersebut dari serangan para
peretas, pemata-mata, ataupun pencuri
data lainnya, menjadi kenyataan.
Jenis-jenis Firewall
Firewall terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut
- Personal Firewall: Personal Firewall didesain untuk
melindungi sebuah komputer yang terhubung ke jaringan dari akses yang
tidak dikehendaki. Firewall jenis ini akhir-akhir ini berevolusi menjadi
sebuah kumpulan program yang bertujuan untuk mengamankan komputer
secara total, dengan ditambahkannya beberapa fitur pengaman tambahan
semacam perangkat proteksi terhadap virus, anti-spyware, anti-spam, dan lainnya. Bahkan beberapa produk firewall lainnya dilengkapi dengan fungsi pendeteksian gangguan keamanan jaringan (Intrusion Detection System). Contoh dari firewall jenis ini adalah Microsoft Windows Firewall (yang telah terintegrasi dalam sistem operasi Windows XP Service Pack 2, Windows Vista dan Windows Server 2003 Service Pack 1), Symantec Norton Personal Firewall, Kerio Personal Firewall, dan lain-lain. Personal Firewall secara umum hanya memiliki dua fitur utama, yakni Packet Filter Firewall dan Stateful Firewall.
- Network Firewall: Network Firewall didesain untuk melindungi
jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan. Umumnya dijumpai
dalam dua bentuk, yakni sebuah perangkat terdedikasi atau sebagai sebuah perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sebuah server. Contoh dari firewall ini adalah Microsoft Internet Security and Acceleration Server (ISA Server), Cisco PIX, Cisco ASA, IPTables dalam sistem operasi GNU/Linux, pf dalam keluarga sistem operasi Unix BSD, serta SunScreen dari Sun Microsystems, Inc. yang dibundel dalam sistem operasi Solaris.
Network Firewall secara umum memiliki beberapa fitur utama, yakni apa
yang dimiliki oleh personal firewall (packet filter firewall dan
stateful firewall), Circuit Level Gateway, Application Level Gateway, dan juga NAT Firewall. Network Firewall umumnya bersifat transparan (tidak terlihat) dari pengguna dan menggunakan teknologi routing untuk menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket yang akan ditolak.
Fungsi Firewall
Secara mendasar, firewall dapat melakukan hal-hal berikut:
- Mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan
- Melakukan autentikasi terhadap akses
- Melindungi sumber daya dalam jaringan privat
- Mencatat semua kejadian, dan melaporkan kepada administrator
Mengatur dan Mengontrol Lalu lintas jaringan
Fungsi pertama yang dapat dilakukan oleh firewall adalah firewall
harus dapat mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan yang diizinkan
untuk mengakses jaringan privat atau komputer yang dilindungi oleh
firewall. Firewall melakukan hal yang demikian, dengan melakukan
inspeksi terhadap paket-paket dan memantau koneksi yang sedang dibuat,
lalu melakukan penapisan (filtering) terhadap koneksi berdasarkan hasil inspeksi paket dan koneksi tersebut.
Proses inspeksi Paket
Inspeksi paket ('packet inspection) merupakan proses yang
dilakukan oleh firewall untuk 'menghadang' dan memproses data dalam
sebuah paket untuk menentukan bahwa paket tersebut diizinkan atau
ditolak, berdasarkan kebijakan akses (access policy) yang diterapkan oleh seorang
administrator.
Firewall, sebelum menentukan keputusan apakah hendak menolak atau
menerima komunikasi dari luar, ia harus melakukan inspeksi terhadap
setiap paket (baik yang masuk ataupun yang keluar) di setiap antarmuka
dan membandingkannya dengan daftar kebijakan akses. Inspeksi paket dapat
dilakukan dengan melihat elemen-elemen berikut, ketika menentukan
apakah hendak menolak atau menerima komunikasi:
- Alamat IP dari komputer sumber
- Port sumber pada komputer sumber
- Alamat IP dari komputer tujuan
- Port tujuan data pada komputer tujuan
- Protokol IP
- Informasi header-header yang disimpan dalam paket
Koneksi dan Keadaan Koneksi
Agar dua host TCP/IP dapat saling berkomunikasi, mereka harus saling
membuat koneksi antara satu dengan lainnya. Koneksi ini memiliki dua
tujuan:
- Komputer dapat menggunakan koneksi tersebut untuk mengidentifikasikan dirinya kepada komputer lain,
yang meyakinkan bahwa sistem lain yang tidak membuat koneksi tidak
dapat mengirimkan data ke komputer tersebut. Firewall juga dapat
menggunakan informasi koneksi untuk menentukan koneksi apa yang
diizinkan oleh kebijakan akses dan menggunakannya untuk menentukan
apakah paket data tersebut akan diterima atau ditolak.
- Koneksi digunakan untuk menentukan bagaimana cara dua host tersebut akan berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya (apakah dengan menggunakan koneksi connection-oriented, atau connectionless).
Ilustrasi mengenai percakapan antara dua buah host
Kedua tujuan tersebut dapat digunakan untuk menentukan keadaan
koneksi antara dua host tersebut, seperti halnya cara manusia
bercakap-cakap. Jika Amir bertanya kepada Aminah mengenai sesuatu, maka
Aminah akan meresponsnya dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan
yang diajukan oleh Amir; Pada saat Amir melontarkan pertanyaannya kepada
Aminah, keadaan percakapan tersebut adalah Amir menunggu respons dari
Aminah. Komunikasi di jaringan juga mengikuti cara yang sama untuk
memantau keadaan percakapan komunikasi yang terjadi.
Firewall dapat memantau informasi keadaan koneksi untuk menentukan
apakah ia hendak mengizinkan lalu lintas jaringan. Umumnya hal ini
dilakukan dengan memelihara sebuah tabel keadaan koneksi (dalam istilah
firewall: state table) yang memantau keadaan semua komunikasi
yang melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini, firewall
dapat menentukan apakah data yang melewati firewall sedang "ditunggu"
oleh host yang dituju, dan jika ya, aka mengizinkannya. Jika data yang
melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang didefinisikan
oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal ini
umumnya disebut sebagai Stateful Inspection.
Stateful Packet Inspection
Ketika sebuah firewall menggabungkan stateful inspection dengan packet inspection, maka firewall tersebut dinamakan dengan Stateful Packet Inspection
(SPI). SPI merupakan proses inspeksi paket yang tidak dilakukan dengan
menggunakan struktur paket dan data yang terkandung dalam paket, tapi
juga pada keadaan apa host-host yang saling berkomunikasi tersebut
berada. SPI mengizinkan firewall untuk melakukan penapisan tidak hanya
berdasarkan isi paket tersebut, tapi juga berdasarkan koneksi atau
keadaan koneksi, sehingga dapat mengakibatkan firewall memiliki
kemampuan yang lebih fleksibel, mudah diatur, dan memiliki skalabilitas
dalam hal penapisan yang tinggi.
Salah satu keunggulan dari SPI dibandingkan dengan inspeksi paket
biasa adalah bahwa ketika sebuah koneksi telah dikenali dan diizinkan
(tentu saja setelah dilakukan inspeksi), umumnya sebuah kebijakan
(policy) tidak dibutuhkan untuk mengizinkan komunikasi balasan karena
firewall tahu respons apa yang diharapkan akan diterima. Hal ini
memungkinkan inspeksi terhadap data dan perintah yang terkandung dalam
sebuah paket data untuk menentukan apakah sebuah koneksi diizinkan atau
tidak, lalu firewall akan secara otomatis memantau keadaan percakapan
dan secara dinamis mengizinkan lalu lintas yang sesuai dengan keadaan.
Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan
firewall dengan inspeksi paket biasa. Apalagi, proses ini diselesaikan
tanpa adanya kebutuhan untuk mendefinisikan sebuah kebijakan untuk
mengizinkan respons dan komunikasi selanjutnya. Kebanyakan firewall
modern telah mendukung fungsi ini.
Melakukan autentikasi terhadap akses
Fungsi fundamental firewall yang kedua adalah firewall dapat melakukan autentikasi terhadap akses.
Protokol TCP/IP dibangun dengan premis bahwa protokol tersebut
mendukung komunikasi yang terbuka. Jika dua host saling mengetahui
alamat IP satu sama lainnya, maka mereka diizinkan untuk saling
berkomunikasi. Pada awal-awal perkembangan Internet, hal ini boleh
dianggap sebagai suatu berkah. Tapi saat ini, di saat semakin banyak
yang terhubung ke Internet, mungkin kita tidak mau siapa saja yang dapat
berkomunikasi dengan sistem yang kita miliki. Karenanya, firewall
dilengkapi dengan fungsi autentikasi dengan menggunakan beberapa
mekanisme autentikasi, sebagai berikut:
- Firewall dapat meminta input dari pengguna mengenai nama pengguna
(user name) serta kata kunci (password). Metode ini sering disebut
sebagai extended authentication atau xauth. Menggunakan xauth pengguna
yang mencoba untuk membuat sebuah koneksi akan diminta input mengenai
nama dan kata kuncinya sebelum akhirnya diizinkan oleh firewall.
Umumnya, setelah koneksi diizinkan oleh kebijakan keamanan dalam
firewall, firewall pun tidak perlu lagi mengisikan input password dan
namanya, kecuali jika koneksi terputus dan pengguna mencoba
menghubungkan dirinya kembali.
- Metode kedua adalah dengan menggunakan sertifikat digital dan kunci publik.
Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode pertama adalah proses
autentikasi dapat terjadi tanpa intervensi pengguna. Selain itu, metode
ini lebih cepat dalam rangka melakukan proses autentikasi. Meskipun
demikian, metode ini lebih rumit implementasinya karena membutuhkan
banyak komponen seperti halnya implementasi infrastruktur kunci publik.
- Metode selanjutnya adalah dengan menggunakan Pre-Shared Key (PSK)
atau kunci yang telah diberitahu kepada pengguna. Jika dibandingkan
dengan sertifikat digital, PSK lebih mudah diimplenentasikan karena
lebih sederhana, tetapi PSK juga mengizinkan proses autentikasi terjadi
tanpa intervensi pengguna. Dengan menggunakan PSK, setiap host akan
diberikan sebuah kunci yang telah ditentukan sebelumnya yang kemudian
digunakan untuk proses autentikasi. Kelemahan metode ini adalah kunci
PSK jarang sekali diperbarui dan banyak organisasi sering sekali
menggunakan kunci yang sama untuk melakukan koneksi terhadap host-host
yang berada pada jarak jauh, sehingga hal ini sama saja meruntuhkan
proses autentikasi. Agar tercapai sebuah derajat keamanan yang tinggi,
umumnya beberapa organisasi juga menggunakan gabungan antara metode PSK
dengan xauth atau PSK dengan sertifikat digital.
Dengan mengimplementasikan proses autentikasi, firewall dapat
menjamin bahwa koneksi dapat diizinkan atau tidak. Meskipun jika paket
telah diizinkan dengan menggunakan inspeksi paket (PI) atau berdasarkan
keadaan koneksi (SPI), jika host tersebut tidak lolos proses
autentikasi, paket tersebut akan dibuang.
Melindungi sumber daya dalam jaringan privat
Salah satu tugas firewall adalah melindungi sumber daya dari ancaman
yang mungkin datang. Proteksi ini dapat diperoleh dengan menggunakan
beberapa pengaturan peraturan akses (access control), penggunaan SPI,
application proxy, atau kombinasi dari semuanya untuk mengamankan host
yang dilindungi supaya tidak dapat diakses oleh host-host yang
mencurigakan atau dari lalu lintas jaringan yang mencurigakan. Meskipun
demikian, firewall bukan satu-satunya metode proteksi teraman terhadap
sumber daya, dan mempercayakan proteksi firewall dari ancaman secara
eksklusif adalah salah satu kesalahan fatal.
Jika sebuah host yang menjalankan sistem operasi tertentu yang
memiliki lubang keamanan yang belum ditambal dikoneksikan ke Internet,
firewall mungkin tidak dapat mencegah dieksploitasinya host tersebut
oleh host-host lainnya, khususnya jika exploit tersebut menggunakan lalu
lintas yang oleh firewall telah diizinkan (dalam konfigurasinya).
Sebagai contoh, jika sebuah packet-inspection firewall mengizinkan lalu
lintas HTTP ke sebuah web server yang menjalankan sebuah layanan web
yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal, maka seorang pengguna
yang "iseng" dapat saja membuat exploit untuk meruntuhkan web server
tersebut karena memang web server yang bersangkutan memiliki lubang
keamanan yang belum ditambal.
Dalam contoh ini, web server tersebut akhirnya mengakibatkan proteksi
yang ditawarkan oleh firewall menjadi tidak berguna. Hal ini disebabkan
oleh firewall tidak dapat membedakan antara request HTTP yang
mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang digunakan bukan
application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang dilindungi
haruslah dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap lubang-lubang
keamanan, selain tentunya dilindungi oleh firewall.
Cara Kerja Firewall
Firewall berada di antara kedua jaringan seperti internet dan
komputer sehingga firewall berfungsi sebagai pelindung. Tujuan utama
adanya firewall adalah untuk user yang tidak menginginkan lalu lintas
jaringan yang berusaha masuk ke komputer, namun tidak hanya itu saja
yang bisa dilakukan firewall. Firewall juga dapat menganalisis jaringan
yang mencoba masuk ke komputer anda, dan dapat melakukan apa yang harus
dilakukan ketika jaringan tersebut masuk. Contohnya saja, firewall bisa
diatur untuk memblokir beberapa jenis jaringan yang mencoba keluar atau
mencatat log lalu lintas jaringan yang mencurigakan.
Firewall bisa memiliki berbagai aturan yang dapat anda tambahkan atau
hapus untuk menolak jaringan tertentu. Contohnya saja, hanya dapat
mengakses alamat IP tertentu atau mengumpulkan semua akses dari tempat
lain untuk ke satu tempat yang aman terlebih dahulu
Packet-Filter Firewall
Contoh pengaturan akses (access control) yang diterapkan dalam firewall
Pada bentuknya yang paling sederhana, sebuah firewall adalah sebuah
router atau
komputer
yang dilengkapi dengan dua buah NIC (Network Interface Card, kartu
antarmuka jaringan) yang mampu melakukan penapisan atau penyaringan
terhadap
paket-paket yang masuk. Perangkat jenis ini umumnya disebut dengan packet-filtering router.
Firewall jenis ini bekerja dengan cara membandingkan alamat sumber
dari paket-paket tersebut dengan kebijakan pengontrolan akses yang
terdaftar dalam
Access Control List
firewall, router tersebut akan mencoba memutuskan apakah hendak
meneruskan paket yang masuk tersebut ke tujuannya atau menghentikannya.
Pada bentuk yang lebih sederhana lagi, firewall hanya melakukan
pengujian terhadap
alamat IP atau
nama domain
yang menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan
atau menolak paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router
tidak dapat digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan
menggunakan basis hak-hak yang dimiliki oleh pengguna.
Cara kerja packet filter firewall
Packet-filtering router juga dapat dikonfigurasikan agar menghentikan
beberapa jenis lalu lintas jaringan dan tentu saja mengizinkannya.
Umumnya, hal ini dilakukan dengan mengaktifkan/menonaktifkan
port TCP/IP dalam sistem firewall tersebut. Sebagai contoh, port 25 yang digunakan oleh
Protokol SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) umumnya dibiarkan terbuka oleh beberapa firewall untuk mengizinkan
surat elektronik dari Internet masuk ke dalam jaringan privat, sementara port lainnya seperti port 23 yang digunakan oleh
Protokol Telnet
dapat dinonaktifkan untuk mencegah pengguna Internet untuk mengakses
layanan yang terdapat dalam jaringan privat tersebut. Firewall juga
dapat memberikan semacam pengecualian (exception) agar beberapa
aplikasi dapat melewati firewall tersebut. Dengan menggunakan pendekatan
ini, keamanan akan lebih kuat tapi memiliki kelemahan yang signifikan
yakni kerumitan konfigurasi terhadap firewall: daftar Access Control
List firewall akan membesar seiring dengan banyaknya alamat IP, nama
domain, atau port yang dimasukkan ke dalamnya, selain tentunya juga
exception yang diberlakukan.
Circuit Level Gateway
Cara kerja circuit level firewall
Firewall jenis lainnya adalah Circuit-Level Gateway, yang umumnya berupa komponen dalam sebuah
proxy server. Firewall jenis ini beroperasi pada level yang lebih tinggi dalam
model referensi tujuh lapis OSI
(bekerja pada lapisan sesi/session layer) daripada Packet Filter
Firewall. Modifikasi ini membuat firewall jenis ini berguna dalam rangka
menyembunyikan informasi mengenai jaringan terproteksi, meskipun
firewall ini tidak melakukan penyaringan terhadap paket-paket individual
yang mengalir dalam koneksi.
Dengan menggunakan firewall jenis ini, koneksi yang terjadi antara
pengguna dan jaringan pun disembunyikan dari pengguna. Pengguna akan
dihadapkan secara langsung dengan firewall pada saat proses pembuatan
koneksi dan firewall pun akan membentuk koneksi dengan sumber daya
jaringan yang hendak diakses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP
dari paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Hal ini
mengakibatkan terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara pengguna dan sumber daya jaringan yang ia akses.
Firewall ini dianggap lebih aman dibandingkan dengan Packet-Filtering
Firewall, karena pengguna eksternal tidak dapat melihat alamat IP
jaringan internal dalam paket-paket yang ia terima, melainkan alamat IP
dari firewall.
Application Level Firewall
Application Level Firewall (disebut juga sebagai application proxy atau application level gateway)
Firewall jenis lainnya adalah Application Level Gateway (atau
Application-Level Firewall atau sering juga disebut sebagai Proxy
Firewall), yang umumnya juga merupakan komponen dari sebuah proxy
server. Firewall ini tidak mengizinkan paket yang datang untuk melewati
firewall secara langsung. Tetapi, aplikasi proxy yang berjalan dalam
komputer yang menjalankan firewall akan meneruskan permintaan tersebut
kepada layanan yang tersedia dalam jaringan privat dan kemudian
meneruskan respons dari permintaan tersebut kepada komputer yang membuat
permintaan pertama kali yang terletak dalam jaringan publik yang tidak
aman.
Umumnya, firewall jenis ini akan melakukan autentikasi terlebih
dahulu terhadap pengguna sebelum mengizinkan pengguna tersebut untuk
mengakses jaringan. Selain itu, firewall ini juga mengimplementasikan
mekanisme auditing dan pencatatan (logging) sebagai bagian dari
kebijakan keamanan yang diterapkannya. Application Level Firewall juga
umumnya mengharuskan beberapa konfigurasi yang diberlakukan pada
pengguna untuk mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi. Sebagai
contoh, jika sebuah proxy
FTP
dikonfigurasikan di atas sebuah application layer gateway, proxy
tersebut dapat dikonfigurasikan untuk mengizinlan beberapa perintah FTP,
dan menolak beberapa perintah lainnya. Jenis ini paling sering
diimplementasikan pada proxy
SMTP
sehingga mereka dapat menerima surat elektronik dari luar (tanpa
menampakkan alamat e-mail internal), lalu meneruskan e-mail tersebut
kepada e-mail server dalam jaringan. Tetapi, karena adanya pemrosesan
yang lebih rumit, firewall jenis ini mengharuskan komputer yang
dikonfigurasikan sebagai application gateway memiliki spesifikasi yang
tinggi, dan tentu saja jauh lebih lambat dibandingkan dengan
packet-filter firewall.
NAT Firewall
NAT (Network Address Translation) Firewall secara otomatis
menyediakan proteksi terhadap sistem yang berada di balik firewall
karena NAT Firewall hanya mengizinkan koneksi yang datang dari
komputer-komputer yang berada di balik firewall. Tujuan dari NAT adalah
untuk melakukan multiplexing terhadap lalu lintas dari jaringan
internal untuk kemudian menyampaikannya kepada jaringan yang lebih luas
(MAN, WAN atau Internet) seolah-olah paket tersebut datang dari sebuah
alamat IP atau beberapa alamat IP. NAT Firewall membuat tabel dalam
memori yang mengandung informasi mengenai koneksi yang dilihat oleh
firewall. Tabel ini akan memetakan alamat jaringan internal ke alamat
eksternal. Kemampuan untuk menaruh keseluruhan jaringan di belakang
sebuah alamat IP didasarkan terhadap pemetaan terhadap port-port dalam
NAT firewall.
Lihat juga:
Network Address Translation
Stateful Firewall
Cara kerja stateful firewall
Stateful Firewall merupakan sebuah firewall yang menggabungkan
keunggulan yang ditawarkan oleh packet-filtering firewall, NAT Firewall,
Circuit-Level Firewall dan Proxy Firewall dalam satu sistem. Stateful
Firewall dapat melakukan filtering terhadap lalu lintas berdasarkan
karakteristik paket, seperti halnya packet-filtering firewall, dan juga
memiliki pengecekan terhadap sesi koneksi untuk meyakinkan bahwa sesi
koneksi yang terbentuk tersebut diizinlan. Tidak seperti Proxy Firewall
atau Circuit Level Firewall, Stateful Firewall umumnya didesain agar
lebih transparan (seperti halnya packet-filtering firewall atau NAT
firewall). Tetapi, stateful firewall juga mencakup beberapa aspek yang
dimiliki oleh application level firewall, sebab ia juga melakukan
inspeksi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (application
layer) dengan menggunakan layanan tertentu. Firewall ini hanya tersedia
pada beberapa firewall kelas atas, semacam Cisco PIX. Karena
menggabungkan keunggulan jenis-jenis firewall lainnya, stateful firewall
menjadi lebih kompleks.
Virtual Firewall
Virtual Firewall adalah sebutan untuk beberapa firewall logis yang
berada dalam sebuah perangkat fisik (komputer atau perangkat firewall
lainnya). Pengaturan ini mengizinkan beberapa jaringan agar dapat
diproteksi oleh sebuah firewall yang unik yang menjalankan kebijakan
keamanan yang juga unik, cukup dengan menggunakan satu buah perangkat.
Dengan menggunakan firewall jenis ini, sebuah ISP (
Internet Service Provider)
dapat menyediakan layanan firewall kepada para pelanggannya, sehingga
mengamankan lalu lintas jaringan mereka, hanya dengan menggunakan satu
buah perangkat. Hal ini jelas merupakan penghematan biaya yang
signifikan, meski firewall jenis ini hanya tersedia pada firewall kelas
atas, seperti Cisco PIX 535.
Transparent Firewall
Transparent Firewall (juga dikenal sebagai bridging firewall)
bukanlah sebuah firewall yang murni, tetapi ia hanya berupa turunan dari
stateful Firewall. Daripada firewall-firewall lainnya yang beroperasi
pada lapisan IP ke atas, transparent firewall bekerja pada lapisan
Data-Link Layer, dan kemudian ia memantau lapisan-lapisan yang ada di
atasnya. Selain itu, transparent firewall juga dapat melakukan apa yang
dapat dilakukan oleh packet-filtering firewall, seperti halnya stateful
firewall dan tidak terlihat oleh pengguna (karena itulah, ia disebut
sebagai Transparent Firewall).
Intinya, transparent firewall bekerja sebagai sebuah bridge yang
bertugas untuk menyaring lalu lintas jaringan antara dua segmen
jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall, keamanan sebuah
segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus mengaplikasikan NAT
Filter. Transparent Firewall menawarkan tiga buah keuntungan, yakni
sebagai berikut:
- Konfigurasi yang mudah (bahkan beberapa produk mengklaim sebagai
"Zero Configuration"). Hal ini memang karena transparent firewall
dihubungkan secara langsung dengan jaringan yang hendak diproteksinya,
dengan memodifikasi sedikit atau tanpa memodifikasi konfigurasi firewall
tersebut. Karena ia bekerja pada data-link layer, pengubahan alamat IP
pun tidak dibutuhkan. Firewall juga dapat dikonfigurasikan untuk
melakukan segmentasi terhadap sebuah subnet jaringan antara jaringan
yang memiliki keamanan yang rendah dan keamanan yang tinggi atau dapat
juga untuk melindungi sebuah host, jika memang diperlukan.
- Kinerja yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh firewall yang berjalan
dalam lapisan data-link lebih sederhana dibandingkan dengan firewall
yang berjalan dalam lapisan yang lebih tinggi. Karena bekerja lebih
sederhana, maka kebutuhan pemrosesan pun lebih kecil dibandingkan dengan
firewall yang berjalan pada lapisan yang tinggi, dan akhirnya performa
yang ditunjukannya pun lebih tinggi.
- Tidak terlihat oleh pengguna (stealth). Hal ini memang
dikarenakan Transparent Firewall bekerja pada lapisan data-link, dan
tidak membutuhkan alamat IP yang ditetapkan untuknya (kecuali untuk
melakukan manajemen terhadapnya, jika memang jenisnya managed firewall).
Karena itulah, transparent firewall tidak dapat terlihat oleh para
penyerang. Karena tidak dapat diraih oleh penyerang (tidak memiliki
alamat IP), penyerang pun tidak dapat menyerangnya.